Rabu, 20 Juni 2012

KKN IAIN SUNAN AMPEL 2012 KELOMPOK 21

Sejarah   membuktikan   bahwa   mahasiswa   adalah   agent  of  change; pembawa    misi    perubahan.    Berbekal    keilmuan    yang    didapatkan    di almamaternya, peranan mahasiswa terhadap perubahan minus ke plus, negatif ke  positif,  bawah  ke  atas,  cukup  signifikan  dibanding  peranan  pihak-pihak yang  tidak  bermodal  keilmuan  (baca:  berstrata  pendidikan  tinggi).  Hal  ini dapat  dimaklumi  karena  sudah  merupakan  kewajaran  jika  jenis  perubahan sebagaimana  tersebut  di  muka,  akan  lebih  mudah  terealisasi  oleh  gerakan tangan-tangan    yang    berpengetahuan.    Maka    mahasiswa  setidaknya adalah bagian besar dari  tangan-tangan  yang  berpengetahuan tersebut.

Asumsi  bahwa  mahasiswa  adalah  yang  berpengetahuan  sehingga menjadi  pihak  yang  turut  bertanggung  jawab  terhadap  perubahan,  diperkuat oleh Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari: Pendidikan-Pengajaran, Penelitian,  dan  Pengabdian  kepada  masyarakat.  Terkhusus  untuk  mahasiswa IAIN  Sunan  Ampel  Surabaya,  keberadaan  Tri  Dharma  Perguruan  Tinggi bertambah  dengan  adanya  tujuh  misi  IAIN  Sunan  Ampel  Surabaya  yaitu: meningkatkan  profesionalitas  dan  akuntabilitas  sebagai  pusat  pembudayaan ilmu  pengetahuan  keislaman  dan  ilmu -ilmu  yang  terkait  berdasar  standar nasional  dan  global;  mengupayakan  integrasi  paradigma  dan  epistemol ogi ilmu umum-ilmu keislaman; mendidik  mahasiswa  menjadi warga  masyarakat yang agamis; mengupayakan konseptualisasi ajaran dan pemikiran Islam agar dapat diaktualisasikan dalam kehidupan; mengembangkan penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk pengembangan ilmu pengetahuan; meningkatkan kualitas hidup    masyarakat    melalui    pola    pengabdian    kepada    masyarakat;    dan mempertahankan  nilai-nilai lama  yang positif dan  mengambil nilai-nilai baru yang lebih positif.
Tri  Dharma  Perguruan  Tinggi  yang  meliputi  Pendidikan-Pengajaran, Penelitian,  dan  Pengabdian  kepada  masyarakat  menuntut  mahasiswa  untuk
 menguasai ketiga aspek tersebut. Ketiga aspek tersebut telah terjabarkan oleh

tujuh  misi  IAIN   Sunan   Ampel   Surabaya   sehingga   tercapainya   misi -misi tersebut,  menjadi  tugas  mahasiswa  untuk  mewujudkannya.  Beragam  teori terkait  dengan  misi-misi  tersebut  di  muka,  telah  didapatkan  oleh  mahasiswa sepanjang  masa-masa  kuliahnya.  Sehingga  menjadi  tugas  mahasiswa  untuk mempraktekkannya    (mengaplikasikannya). Artinya,    mahasiswa    sebagai
―orang   dalamnya‖   perguruan   tinggi   berkewajiban   untuk   menjadi   motor perubahan    di    berbagai    bidang:    ekonomi,    sosial,    budaya,    pendidikan, kesehatan,  agama,  dan  sebagainya.  Dengan  menjadi  motor  perubahan,  maka tertunaikanlah Tri Dharma yang ketiga yaitu Pengabdian kepada masyarakat.
Maka    sebagai    media    awal    untuk    memenuhi    tanggung    jawab mahasiswa  dan  untuk  menunaikan  Tri  Dharma  Perguruan  Tinggi  tersebut, perguruan   tinggi   IAIN   Sunan   Ampel   Surabaya   mencanangkan   sebuah program  yaitu  Kuliah  Kerja  Nyata  (KKN)  yang  notebene  juga  merupakan penjabaran dari tujuh misi IAIN sebagaimana tersebut di muka.
Dalam  program  KKN  yang  merupakan  perwujudan  dari  Tri  Dharma Perguruan  Tinggi  dan/atau  penjabaran  dari  tujuh  misi  IAIN  tersebut,  selain sebagai sebuah bentuk pengabdian kepada ma syarakat, mahasiswa juga belajar bersama   dengan   masyarakat   agar   mahasiswa   bisa   mengaplikasikan   ilmu pengetahuan  (baca:  teori)  yang  telah  didapatkan.  Program  KKN  juga  bisa dijadikan  semacam  bentuk  ujicoba  keabsahan  teori  karena  tidak  bisa  tidak, seiring  dengan  perjalanan  waktu, terjadi  pergeseran  situasi  dan kondisi  yang terjadi di masyarakat. Benturan antara teori dengan realitas—banyak atau pun sedikit—pasti terjadi.sehingga  perubahan yang  diharapkan  sulit bahkan tidak terwujudkan.
Fakta ini membuat format KKN yang telah berjalan sebelumnya (KKN Konvensional) layak untuk dikritisi karena dirasa  belum mampu  memberikan kontribusi  yang  maksimal  (masyarakat  hanya  menjadi  objek/bersifat  pasif) serta   belum   mampu   menjadikan   mahasiswa   memiliki   kompetensi   untuk melakukan  proses   pengabdian  kepada   masyarakat   secara   lebih   progresif. Sehingga   dimunculkan   sebuah   alternatif   yaitu   KKN   Transformatif   yang
 merupakan upaya  memasukkan ide-ide Participatory Action Research (PAR).

Sedangkan PAR sendiri merupakan sebuah pendekatan yang terumuskan atas dasar  konsep   Learning   to   Know,  Learning   to   Do,  Learning  to   Be,   dan Learning  to  Live  Together.  Berdasar  konsep  tersebut,  Participatory  Action Research (PAR)  secara  berurutan tercirikan dengan tiga  buah variabel utama yaitu: research (riset), action (aksi), dan participatory (partisipasi).
Dengan  ketiga  ciri  tersebut,  dapat  dipahami  bahwa  KKN  Transformatif dengan pendekatan PAR diawali oleh kegiatan riset (research), yaitu kegiatan yang dirupakan dengan melakukan penelitian yang diikuti dengan pemahaman yang  detail  dan  mendalam terhadap permasalahan-permasalahan  yang terjadi
di  masyarakat.  Setelah  kegiatan  riset  mendapatkan  hasil  yang  detail  dan pemahaman yang  mendalam, kegiatan  selanjutnya  adalah  aksi (action), yaitu kegiatan yang dirupakan dengan melakukan pencarian solusi-solusi sekaligus poin-poin  bentuk  programnya.  Meski  demikian,  berdasarkan  konsep  yang melandasi  PAR, kedua  kegiatan  yang  merupakan  ciri  PAR tersebut  di  muka harus    dilaksanakan        secara     partisipatif    (participatory).        Artinya,    dalam melakukan    riset    beserta    pemahamannya    maupun    dalam    berupaya mendapatkan solusi  beserta  bentuk -bentuk  pelaksanaannya, harus melibatkan komponen utama yaitu masyarakat.
Uraian   di   depan   menunjukkan   bahwa   KKN   Transformatif   dengan pendekatan  PAR  memiliki  peran  yang  signifikan:  masyarakat  tidak  hanya dijadikan sebagai obyek, tetapi juga menjadi subyek. Artinya, masyarakat dan mahasiswa bekerjasama dan bersama-sama menjadi subyek perubahan dengan mahasiswa berperan sebagai fasilitator, katalisator, animator, dan enabler dari transformasi tersebut.


B.  TUJUAN KKN TRANSFORMATIF (KKN-PAR)

Selain berpegangan pada Tri Darma Perguruan Tinggi, program KKN Transformatif  juga  memiliki  tujuan,  umum  dan  khusus.  Tujuan  umumnya adalah untuk  meningkatkan kualitas peran I AIN  Sunan  Ampel dalam rangka memberdayakan   dan   mengembangkan   masyarakat   melalui   pendampingan
 
untuk  mewujudkan  masyarakat  transformatif  menuju  kehiduan  masyarakat

kritis  yang  agamis,  berkeadilan,  mandiri,  dan  demokratis.  Sedangkan  tujuan khusus KKN Transformatif IAIN Sunan Ampel Surabaya meliputi:
1.   Meningkatkan  kesadaran  terhadap  tanggung  jawab  sosial  mahasiswa  dan

civitas akademika terhadap kehidupan masyarakat.

2.   Meningkatkan kualitas intelektual mahasiswa dalam berbagai disiplin ilmu sebagai bekal untuk memberdayaan masyarakat
3.   Menjadikan  mahasiswa   mampu--dan  mau--belajar  bersama   masyarakat

untuk    memahami    dan    memecahkan    maslah    sehingga    memperoleh pengalaman dan pengetahuan dari kehidupan nyata di masyarakat.
4.   Melatih  kepekaan,   empati,   simpati,   dan  kepedulian   sosial   mahasiswa terhadap beragam masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
5.   Menjadikan  mahasiswa  memilki  sikap  tanggap  aksi  dalam  menangani permasalahan yang terjadi di masyarakat.
6.   Memperkuat  integrasi  mahasiswa  dengan  masyarakat  melalui  partisipasi aktif  bersama  masyarakat  dalam  mengurai  dan  memecahkan  masalah- masalah bersama masyarakat.
7.   Membekali  mahasiswa  dengan  ragam  metode  dan  teknik  sebagai  sarana untuk menggali dan menggerakkan potensi yang ada di masyarakat.
8.   Membentuk  mahasiswa  yang  dinamis,  konstruktif,  dan  reformatif  yang

mampu  mengadakan  perubahan  sosial  melalui  beragam  improvisasi  dan inovasi terhadap pola-pola pemecahan problem sosial.
9.   Mensinergikan  potensi  keilmuan  yang  diperoleh  mahasiswa  di  kampus dengan  pengetahuan  yang  dimiliki  masyarakat  dalam  rangka  pemecahan problem sosial.
10. Mengubah  paradigma   pembinaan   dan   penyuluhan   menjadi   paradigma partisipatori dan transformatif dalam pemberdayaan masyarakat.


C.  SASARAN DAN TARGET KKN

KKN Transformatif dengan pendekatan PAR yang merupakan bentuk

KKN   alternatif   yang   diterapkan   oleh   IAIN   Sunan   Ampel   Surabaya   ini
 
bertempat  di Desa  Karangwinongan,  Kecamatan Mojoagung Kab. Jombang.

Dengan  tujuan  mengidentifikasi  masalah-masalah  yang  ada  di  masyarakat melalui tiga tahap: tahap research (penelitian), action (aksi) dan participatory. Artinya bahwa KKN Transformatif dengan pendekatan PAR bukanlah sebuah kegiatan yang insidental, sporadis, dan sektoral melainkan merupakan sebuah upaya  sistematis,  terpadu,  dan  berkelanjutan.  Sehingga  segala  program  yang nantinya  dilaksanakan  bersama  masyarakat  dapat  tepat  sasaran  dan  sesuai dengan  kebutuhan  pokok  masyarakat.  Pada  tahap  selanjutnya,    masyarakat dapat  membaca  kondisinya  sendiri  jika  suatu  saat  mengalami  suatu  masalah tanpa  meminta  bantuan  dari  pihak  luar  sehingga  masyarakat  dapat  hidup mandiri dalam segala aspek kehidupannya.

GAMBARAN UMUM DESA KARANGWINONGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG



1.    Gambaran Umum Keadaan Kabupaten Jombang
              Gambaran umum keadaan Kabupaten Jombang membahas tentang karakteristik fisik dasar.
•    Karakteristik Fisik Dasar
Kabupaten Jombang secara administratif terdiri atas 21 Kecamatan, dengan jumlah Desa/Kelurahan sebanyak 306.
A. Kondisi Geografis
Luas wilayah kabupaten 115.950 Ha : 1.159,5 Km². Terletak membentang antara 7.20′ dan 7.45′ .Lintang Selatan 5.20º – 5.30 º Bujur Timur.  Batas-batas wilayah kabupaten/kota :
Sebelah Utara            : Kabupaten Lamongan
Sebelah Selatan         : Kabupaten Kediri
Sebelah Timur           : Kabupaten Mojokerto
Sebelah Barat            : Kabupaten Nganjuk
Administrasi Pemerintahan terdiri dari 21 Kecamatan dan 301 desa, 5 kelurahan.Kecamatan yang terluas adalah kecamatan Kabuh (13.233 Ha) dan yang terkecil Kecamatan Ngusikan (34,980 Ha). Curah hujan terbesar antara 1750 s/d 2500 mm pertahun
B. Kondisi Iklim dan Cuaca
Wilayah Kabupaten Jombang mempunyai letak geografi antara : 5.20° – 5.30° Bujur Timur dan antara :7.20′ dan 7.45′ lintang selatan dengan luas wilayah 115.950 Ha atau 2,4 % luas Propinsi Jawa Timur.
Keadaan iklim khususnya curah hujan di Kabupaten Jombang yang terletak pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut mempunyai curah hujan relatif rendah yakni berkisar antara 1750 – 2500 mm pertahun.Sedangkan untuk daerah yang terletak pada ketinggian lebih dari 500 meter dari permukaan air laut, rata-rata curah hujannya mencapai 2500 mm pertahunnya.
Kabupaten Jombang adalah termasuk yang mempunyai iklim tropis, sedangkan berdasarkan hasil perhitungan menurut klasifikasi yang diberikan oleh Smidt dan Ferguson termasuk tipe iklim D. Dimana tipe ini biasanya musim penghujan jatuh pada bulan Oktober sampai April dan musim kemarau jatuh pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.
2.    Gambaran Umum Kecamatan Mojoagung
Gambaran umum Kecamatan Mojoagung meliputi gambaran wilayah kecamatan Mojoagung mulai dari karakteristik fisik dasar, sosial, fisik binaan, serta ekonomi.
Karakteristik Fisik Dasar
A. Kondisi Geografis
Kecamatan Mojoagung mempunyai luas wilayah 4.850,204 Ha yang terdiri dari lahan terbangun dan tak terbangun secara keseluruhan sebagai berikut:
Tanah sawah seluas 2.310,102 Ha terdiri dari:
a)  Sawah teknis seluas 2.297,732 Ha
b)  Sawah tadah hujan 12,370 Ha
1.     Tegal seluas 46,845 Ha
2.     Pekarangan seluas 995,274 Ha
3.     Hutan 1.404,91 Ha
4.     Lain-lain 93.073 Ha
Kecamatan Mojoagung berbatasan dengan 4 Kecamatan, yaitu:
a) Sebelah Timur : kecamatan Trowulan
b) Sebelah selatan : Kecamatan Mojowarno
c)  Sebelah Barat : Kecamatan Peterongan
d)  Sebelah Utara : Kecamatan Sumobito



Secara administratif, Kecamatan Mojoagung terdiri atas 18 Desa, yaitu:
1.     Desa Miagan
2.     Desa Mojotrisno
3.     Desa Mancilan
4.     Desa Kademangan
5.     Desa Kauman
6.     Desa Tanggalrejo
7.     Desa Dukuhmojo
8.     Desa Dukuhdimoro
9.     Desa Gambiran
10.    Desa Karangwinongan
11.     Desa Betek
12.     Desa Janti
13.     Desa Murukan
14.     Desa Karobelah
15.     Desa Johowinong
16.     Desa Tejo
17.     Desa Kedunglumpang
18.     Desa Seketi
B.  Kondisi Topografi
Kondisi Topografis Kecamatan Mojoagung adalah sebagai berikut :
1.    Kecamatan Mojoagung merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 37 M di atas permukaan air laut dan sedikit berbukit di bagian selatan wilayah yaitu Desa Kedunglumpang.
2.    Lapisan tanah di wilayah Kecamatan Mojoagung relatif stabil.3. Kecamatan Mojoagung terletak antara 07.45 Lintang Selatan dan 05.30 Bujur Timur.
3.    ABT (Air Bawah Tanah) sangat baik, rata-rata 40 M di bawah permukaan tanah.


C. Kondisi Hidrologi
Kecamatan Mojoagung merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 37 M di atas permukaan air laut dengan curah hujan rata-rata antara 1750-2500 mm per tahun dengan jumlah hujan terbanyak 93 hari.
D. Klimatologi
Kecamatan Mojoagung berasadi iklim tropis, dimana tiap tahunnya mengalami musim kemarau selama 6 bulan sekali dan musim penghujan selama 6 bulan sekali juga.Suhu udara Kecamatan Mojoagung antara 21 ºC – 30 ºC.
3. Gambaran Umum Desa Karangwinongan
Gambaran umum wilayah studi merupakan suatu gambaran mengenai kondisi fisik dasar di Desa Karangwinongan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.
•     Karakteristik Fisik Dasar
Kondisi fisik dasar Desa Karangwinongan mencakup empat aspek, yaitu kondisi geografis, kondisi topografi, kondisi hidrologi, dan kondisi iklim/klimatologi.
A.        Geografi
Desa  Karangwinongan merupakan salah satu desa dari 18 desa yang terdapat di Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur yang memiliki 4 dusun yaitu Dusun Kebonsari, Dusun Karangmenjangan atau Kemiri, Dusun Ngingas, dan Dusun Winong. Secara administrasi Desa Karangwinongan berbatasan dengan:
Sebelah Barat            : Desa Ringin Pitu Kecamatan Mojoagung
Sebelah Selatan       :Desa Grobogan dan Desa kedung Lumpang Kecamatan Mojoagung
Sebelah Timur          : Desa Dukuh Mojo Kecamatan Mojoagung
Sebelah Utara           : Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung
Luas wilayah Desa Karangwinongan adalah 232 ha, yang terbagi menjadi tanah permukiman 59 ha, tanah persawahan 173 ha
A. Topografi
Kondisi topografi desa Karangwinongan berupa dataran rendah dengan ketinggian 90 meter diatas permukaan laut. Secara umum kondisi topografi desa Karangwinongan mendapat pengaruh dari letusan material gunung Kelud yang terbawa arus deras sungai Brantas dan Sungai desa, sehingga jenis tanah di Desa  Karangwinongan merupakan jenis tanah vulkanik yang subur. Hal itu sangat menguntungkan desa mengingat sector yang dominan di desa tersebut adalah sector pertanian, sehingga dapat berpotensi dalam pengembangan sector pertanian disana.
B. Iklim
Seperti halnya semua wilayah di Indonesia, Desa Karangwinongan Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang memiliki iklim tropis yakni sekitar 35º C, dimana setiap 6 bulan sekali terdapat musim kemarau dan 6 bulan sekali ada musim penghujan, namun akhir-akhir ini pembagian waktu iklim tidak lagi tepat, kebanyakan didominasi oleh musim kemarau yang lebih panjang waktunya. Hal ini tentu saja menguntungkan penduduk Desa Karangwinongan karena mayoritas pekerjaan mereka adalah petani.
C. Hidrologi
Desa Karangwinongan terletak kurang lebih pada ketinggian 90 meter dari permukaan air laut mempunyai curah hujan yang cukup rendah, yaitu berkisar antara 1750-2500 mm per tahun dengan jumlah curah hujan terbanyak 93 hari.Desa Karangwinongan tidak memiliki sumber mata air sendiri, satu-satunya sumber air yang terdapat di Desa tersebut hanya sungai yang mengalir diantara Desa Dukuh Mojo yakni sebelah Timur Desa Karangwinongan, sepanjang Desa Karangwinongan, dan Desa Kedung lumpang.Sungai tersebut digunakan warga untuk mengairi sawah, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti minum, memasak, mandi, dan mencuci, sebagian besar (±900 unit sumur) warga desa menggunakan sumur yang menggunakan pompa.
•    Karakteristik Sosial
Masyarakat desa Karangwinongan umumnya sama seperti ciri-ciri masyarakat desa pada umumnya, yang mengutamakan kebersamaan dan gotong royong. Namun karena jarak antar permukiman antar dusun di Desa yang relatif jauh, menyebabkan masyarakat Desa jarang melakukan perkumpulan.Jika ada perkumpulan desa di Balai Desa, tidak semua warga dapat menghadiri pertemuan, hanya sebagian yang menghadiri.Selain itu karena tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan pemikiran masyarakat desa sempit, kurang bisa menerima adanya masukan berupa informasi dan pengetahuan baru.Ketika ada pendatang, mereka cenderung menyambutnya dengan ramah. 

A. Kependudukan
Gambaran umum kependudukan adalah uraian yang menjelaskan kondisi eksisting mengenai data kependudukan Desa Karangwinongan Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang.Data yang disajikan berupa komposisi penduduk dan jumlah penduduk berdasarkan survei sekunder yang telah dilakukan sebelumnya.


1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data kependudukan Desa Karangwinongan, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk total Desa Karangwinongan sebanyak 3.207 jiwa.Terdiri dari laki-laki 1.590 orang dan perempun 1617 orang.Jumlah Kepala Keluarga Desa Karangwinongan yaitu 957 KK
Tabel 6.1 Jumlah Penduduk Meurut Jenis Kelamin
No.    Nama Desa/Kelurahan    Penduduk    Jumlah KK
        Laki-laki    Perempuan    Jumlah   
1    Karangwinongan    1590    1617    3.207    957
   Sumber : Data monografi Desa Karangwinongan
 2. Data Kepadatan Penduduk
Tingkat kepadatan penduduk pada Desa Tanggalrejo dapat dilihat pada tabel dibawah ini
                  Tabel  Tingkat Kepadatan Penduduk
No.    Nama Desa    Luas Desa/Kelurahan (Km2)    Kepadatan Penduduk (Jiwa/ Km2)
1    Karangwinongan    232    202
   Sumber : Data monografi Desa Karangwinongan

B. Struktur Penduduk
     Tabel   Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
Jenis Kelamin    Jumlah Penduduk (jiwa)
Laki-laki    1.590
Perempuan    1.617
Total    3.207
   



Sumber : Data monografi Desa Karangwinongan